Sabtu, 25 Mei 2013

tugas manajer



BAB II
PEMBAHASAN
A.      TUGAS DAN FUNGSI MANAJER
Manajer adalah pimpinan atau pemimpin suatu organisasi. Dalam organisasi, istilah manajer digunakan dengan berbagai istilah, yaitu direktur, rector, pimpinan, ketua, kepala, presiden, dan sebagainya. Dalam pendidikan, ada yang disebut dengan rector, direktur, ketua umum, kepala sekolah, mudir’am (bahasa Arab). Rektor, dekan, ketua jurusan, direktur pascasarjana, ketua program studi di perguruan tinggi, dan ketua untuk sekolah tinggi, kepala sekolah untuk sekolah tingkat dasar sampai dengan tingkat menengah dan tingkat atas atau SLTP, tsanawiyah, SMU, dan aliyah.
Manajer memegang otoritas yang menentukan perkembangan lembaga pendidikan. Kedudukannya sangat strategis karena berhubungan secara langsung dengan pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang ditetapkan untuk dilaksanakan secara operasional oleh seluruh bawahannya.
Karena berhubungan secara langsung dengan pengambilan keputusan, paling tidak, seorang manajer harus memiliki tiga macam keterampilan.
1.        Keterampilan konseptual. Keterampilan konsep merupakan keterampilan memahami dan mengelola organisasi.
2.        Keterampilan manusiawi. Keterampilan manusia adalah keterampilan melakukan kerja sama, memotivasi, dan membangkitkan etos kerja para pegawai.
3.        Keterampilan teknis. Keterampilan teknis adalah keterampilan mengoprasionalkan alat-alat, metode, dan fasilitas lainnya yang tradisional maupun modern.

Tugas dan fungsi manajer adalah fungsi-fungsi manajemen, yaitu merencanakan seluruh program kerja lembaga pendidikan secara konseptual. Kunci dasar dari visi dan misi serta penjabarannya perlu diorganisasikan degan matang agar seluruh manajer dan bawahannya dapat melakukan hubungan kerja sama yang sinergis dan mampu melaksanakan secara praktis hingga pada hal yang bersifat teknis.
Sebagai pembuat rencana sekaligus pengambil keputusan terhadap seluruh rencana yang telah dirumuskan dan ditetapkan, ketegasan mengambil keputusan sangat penting. Hal ini karena berkaitan secara lagsung dengan deskripsi kerja manajer madya dan manajer operasional yang duduk terdepan dalam melakukan tugas-tugas konkret dan teknis bersama-sama dengan bawahannya sebagai pelaksana langsung kegiatan yang sesuai rencana dengan tetap diarahkan pada tujuan yang telah ditentukan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka menengah dan jangka panjang.
Sebagai manajer, ia harus mengetahui, mengerti, dan memahami semua hal yang berkaitan dengan administrasi organisasi pendidikan, sekolah atau perguruan tinggi. Bahkan ia harus memahami potensi yang dimiliki oleh para guru dan dosen sehingga komunikasi dengan para pendidik dan seluruh bawahannya akan membantu kinerjanya, terutama untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai manajer organisasi pendidikan, manajer harus memiliki berbagai persyaratan tertentu agar ia dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Beberapa persyaratan tersebut diantaranya adalah memiliki ijazah, kemampuan mengajar, dan kepribadian yang baik, serta memiliki pengalaman bekerja pada lembaga yang sejenis. Pengalaman kerja akan  mematangkan cara kerja seorang manajer, dan terutama akan akan memiliki kecerdasan emosional yang baik. Manajer yang tidak berpendirian, emosional, ceroboh, pemarah, dan berbagai sifat buruk lainnya akan menghambat tercapainya tujuan lembaga pendidikan. Sebaliknya, manajer yang memiliki sifat pengayom, penyabar, tidak ceroboh, luwes, ramah,, tegas tetapi tidak kaku, membantu para pendidik dalam menjalankan tugas-tugasnya akan menyebabkan suasana lembaga pendidikan menjadi tertib dan harmonis sehingga mempercepat terwujudnya tujuan yang diharapkan.
Manajer juga harus memiliki ide-ide kreatif yang dapat meningkatkan perkembangan pendidikan, ia dapat mendiskusikan ide-ide tersebut untuk diterapkan dalam proses kependidikan. Bila dicapai kesepakatan antara manajer dengan para pendidik, yaitu dosen dan guru, ide-ide tersebut dapat direalisasikan secara sistematik[1].
Sebagai manajer suatu lembaga pendidikan, ia mengembangkan tugas-tugas yang sangat strategis dalam upaya mencapai tujuan pendidikan. Tugas-tugas manajer secara konseptual adalah sebagai berikut:
1.        Membuat perencanaan
2.        Pengembangan dan pemberdayaan kepegawaian
3.        Pengelolaan administrasi keuangan lembaga
4.        Pengembangan sarana dan prasarana lembaga.
Manajer harus memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional dalam melakukan hal-hal berikut.
1.        Pelaksanaan kegiatan yang arif dan bijaksana, serta tidak memaksakan kehendak.
2.        Berwibawa dan loyal terhadapt tugas dan kewajibannya.
3.        Ahli dan terampil.
4.        Perencana yang penuh dedikasi terhadap yang telah direncanakannya.
5.        Pengambil keputusan yang tegas, akurat, dan penuh perhitungan ke depan.
6.        Representasi dari semua bawahannya.
7.        Pengawas yang memberi teladan dengan pedoman Ing ngarso asung tulodo, Ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
8.        Motivator dan stabilisator untuk segala situasi dan kondisi.
9.        Pemberi rewards and punishments bagi bawahannya.
10.    Bertindak sebagai wasit yang adil dalam menyelesaikan konflik yang terjadi dilembaganya.
11.    Panutan bagi bawahannya, dan mampu berkomunikasi dengan suasana hati yang tenang dan menyejukkan.

Manajer dituntut bijaksana dalam mengambil keputusan, terutama dalam situasi yang dilematik. Gaya pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan seorang manajer ysng turut menentukan proses dan tingkat keberhasilan kepemimpinannya.
Manajer yang bijak adalah manajer yang ketika menghadapi masalah selalu melibatkan semua bawahannya untuk ikut serta memecahkan masalah sesuai degan kapasitas dan keahliannya. Gagasan pemecahan masalah dapat ditampung sedemikian rupa dari seluruh bawahannyaa, dan bawahannya diberi kesempatan untuk memberikan contoh pemecahan masalah.
B.       TUGAS TELAAH MASALAH BAGI MANAJER
Pada hakikatnya, manajer yang memiliki keterampilan konseptual adalah manajer yang cerdas menelaah masalah yang dihadapi. Permasalahan yang dihadapi oleh lembaga pendidikan biasanya tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, melainkan oleh beberapa faktor. faktor-faktor lahirnya masalah adalah sebagai berikut.
1.        Faktor kepemimpinan suatu lembaga
2.        Faktor penempatan manajer madya dan manajer operasional yang kurang mahir
3.        Faktor sarana dan prasarana yang kurang memadai
4.        Faktor tujuan pendidikan yang ditetapkan
5.        Faktor sumberdaya manusia
6.        Faktor kurikulum dan filosofi yang tidak rasional
7.        Faktor sumber dana bagi operasional lembaga pendidikan
8.        Faktor media pendidikan
9.        Faktor lingkungan sekolah dan lingkungan eksternal sekolah yang kurang menunjang
10.    Sistem yang buruk dan manajemen yang buruk

Manajer yang akan mengambil keputusan  harus menelaah sistem manajemen yang selama ini diterapkan, misalnya menelaah kinerja staf atau bawahannya. Tujuan dari suatu telaah staf adalah membantu manajer dalam mengambil keputusan terhadap suatu masalah tertentu yang dihadapi. Hasil yang diperoleh dari suatu penelaahan adalah rekomendasi yang memuat alternative yang perlu ditempuh di dalam memecahkan suatu permasalahan. Pada umumnya, suatu penelaahan memiliki karakteristik tertentu, yaitu:
1.        Proses investigasi terhadap tujuan-tujuan lembaga pendidikan yang telah dievaluasi dan hasilnya telah disempurnakan.
2.        Mengukur diri sendiri
3.        Mencari alternative pemecahan masalah yang paling memungkinkan.
4.        Perbandingan terhadap alternatif-alternatif yang tersedia, terutama terhadap pengaruh yang ditimbulkannya.
5.        Pertimbangan aspek-aspek permasalahan yang dianggap penting.
6.        Pendekatan irerative.[2]
Fungsi telaah masalah, kaitannya dengan tugas manajer, terletak pada proses menentukan langkah-langkah pengambilan keputusan. Manajer yang cerdas, cermat, dan bijaksana dalam pengambilan keputusan, terutama, ketika menetapkan alternative pemecahan masalah adalah manajer yang mementingkan penelitian dan pengujian terhadap berbagai alternative yang ada. Pengambilan  keputusan yang dilakukan manajer harus mengacu pada pandangan-pandangan rasional dan kebijakan yang telah dimusyawarahkan dengan seluruh bawahannya.
Beberapa prinsip yang digunakan dalam mengadakan kegiatan pembinaan adalah sebagai berikut:
1.        Prinsip konstruktif, yaitu berpijak pada upaya mengembangkan kompetensi dosen/guru.
2.        Prinsip inovatif dan kreatif, yaitu bertolak dari upaya menciptakan konsep-konsep baru yang dapat dijadikan alternative pengembangan lembaga pendidikan.
3.        Prinsip efektivitas dan efisien, yang bertolak dari pemanfaatan sarana dan prasarana sesuai dengan kemampuan dan tidak memaksakan kehendak.
4.        Prinsip objektivitas rasional, yang bertitik tolak dari tujuan, visi dan misi yang dicanangkan, dengan melakukan penggemblengan kepribadian seluruh personal lembaga pendidikan agar memiliki komitmen dan loyalitas yang kuat terhadap lembaga pendidikan yang menjadi bagian dari kehidupannya.
5.        Prinsif preventif, yaitu mencegah timbulnya hal-hal yang berakibat buruk.
6.        Prinsip korektif, bertitik tolak dari keinginan memperbaiki seluruh kekurangan sistematik lembaga pendidikan.
7.        Prinsip kooperatif, yaitu bertitik tolak dari kerja sama yang sinergis di antara seluruh personal lembaga pendidikan guna memecahkan berbagai masalah yang dihadapi dan melaksanakan seluruh perencanaan pendidikan sesuai dengan arahan dan tujuan yag ditargetkan bersama.
8.        Prinsip pluralistik, yaitu bertitik tolak dari keanekaragaman potensi dan kecakapan personal lembaga pendidikan untuk disatupadukan dalam mengejar sasaran yang menjadi tujuan lembaga pendidikan.


C.      TINGKATAN MANAJEMEN
Kadarman dan Yusuf Udaya menjelaskan bahwa dalam organisasi kecil, menengah, besar maupun raksasa, tugas-tugas manajemen adalah menggunakan sumber daya yang memiliki seoptimal mungkin, dengan melakukan kegiatan yang efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Kagiatan tersebut bermacam-macam, baik dilihat dari segi bidangnya maupun keterampilan yang dibutuhkan. Karena pendidikan, pengalaman, keterampilan, dan daya pemahaman terhadap sasaran organisasi oleh masing-masing tenaga kerja tidak sama diperlukan orang-orang tertentu yang bertugas mengarahkan semua kegiatan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi. Orang tersebut adalah manajer. Menurut tingkatannya dalam organisasi, ada tiga jenis manajer.[3]
1.        Manajer puncak (top managers)
2.        Manajer menengah (middle managers)
3.        Manajer garis pertama (first line managers)
Jenis-jenis manajer dapat dibedakan menurut ruang lingkup kegiatan yang dikelola.
1.        Manajer fungsional (functional managers), yaitu manajer yang hanya bertanggung jawab atas suatu kegiatan saja atau menjelankan satu fungsi manajerial saja, misalnya manajer produksi/operasi, manajer pemasaran, manajer keuangan, atau manejer SDM.
2.        Manajer umum (general managers), yaitu manajer yang bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dalam unitnya, seperti keuangan, pemasaran, produksi/operasi, dan SDM.

Perlu diketahui bahwa di dalam setiap organisasi, semakin tinggi tingkat manajerialnya, jumlahnya semakin sedikit, dan sebaliknya. Selain itu, kerja sama yang baik dan harmonis antara manajer dan karyawan mutlak diperlukan. Tanpa itu semua, akan terjadi beberapa kerugian, terutama ketegangan-ketegangan dan pemborosan-pemborosan yang akhirnya menghambat tercapai tujuan organisasi.
Setiap tingkatan manajemen atau manajer dalam lembaga pendidikan harus memiliki tiga keterampilan utama. Manurut Robert L. Kazn, tiga jenis keterampilan utama yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajer, yaitu sebagai berikut:
1.        Keterampilan teknis (technical skill), adalah kemampuan menggunakan alat-alat, prosedur, teknis suatu bidang yang khusus, misalnya keterampilan dengan suatu cara pembuatan produk, pemeliharaan mesin, penjualan produk, dan sebagainya. Kaitannya dengan lembaga pendidikan keterampilan pimpinan perguruan tinggi atau sekolah contohnya adalah keterampilan membuat satuan acara pembelajaran, membuat modul, membuat jadwal kuliah atau kalender akademik, dll.
2.        Keterampilan manusiawi (human skills), adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dan memotivasi orang lain, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Keterampilan ini sangat penting bagi manajer agar ia dapat bekerja sama dengan anggota-anggota organisasi yang lain, maupun memimpin rapat. Dalam lembaga pendidikan, keterampilan manusiawi sangat penting karena guru berhubungan dengan murid, dosen dengan mahasiswa, dan pemimpin berhubungan dengan seluruh anak buahnya.
3.        Keterampilan konseptual (conceptual skills), adalah kemampuan untuk mengoordinasikan dan memadukan berbagai kepentingan dan kegiatan organisasi ini mencakup kemampuan manajer untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami bagaimana perubahan pada setiap bagian dapat memengaruhi keseluruhan organisasi. Keterampilan ini wajib dimiliki oleh pimpinan pusat atau manajer puncak.[4]










DAFTAR PUSTAKA
Hikmat. Manajemen Pendidikan, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2009.______
A.M. Kadarman dan Yusuf Udaya. Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Prenhalliando. Cet. 05. 2001.______________________________________
Yusak Burhanuddin. Administrasi Pendidikan. Bandung: PUSTAKA SETIA. 2004.________________________________________________________



[1]  Yusak Burhanuddin, Adminidtrasi Pendidikan, hlm. 119-120.
[2]  Afifudin, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, personal Press, 2008, hlm. 334.
[3] Kadarman dan Yusuf Udaya, Pengantar Ilmu Manajemen, PT Prenhallindo APTIK, hlm 16-18.
[4] Hikmat. Manajemen Pendidikan, CV Pustaka Setia, hlm 71.