Senin, 29 Oktober 2012

pengembangan materi pembelajaran


1.      Hakikat Materi Pelajaran
Materi pelajaran merupakan salah satu komponen dari sistem pembelajaran yang berfungsi sebagai isi kurikulum yang harus disampaikan dan dipelajari oleh siswa dalam membantu siswa mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran (subject-contered teaching), materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Menurut  subject-contered teaching, keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat menguasai materi kurikulum.
Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan . Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Pengembangan materi pelajaran dalam penyusunan silabus maupun dalam penyusunan perencanaan pembelajaran untuk proses pembelajaran merupakan bagian dari pengembangan kurikulum. Pengembangan materi pelajaran atau  isi (content ) pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pola kurikulum yang dikembangkan.
Salah satu komponen operasional pendidikan islam adalah kurikulum, ia mengandung materi yang diajarkan secara sistematis dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pada hakikatnya antara materi dan kurikulum mengandung arti yang sama, yaiut bahan-bahan pelajaran yang disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusionan pendidikan. Seseorang yang akan membuat lesson plan tidak cukup hanya mempunyai kemampuan membuat rumusan tujuan pengajaran. Bahkan rumusan tujuan pengajaran itu diilhami oleh antara lain materi pengajaran. Oleh karena itu, guru harus menguasai materi pengajaran.[1]
Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi :
a.    Pengetahuan (knowledge), menunjuk pada informasi yang disimpan dalam pikiran siswa.
b.    Keterampilan (skill), menunjuk pada tindakan-tindakan yang dilakukan seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu.
c.    Sikap (attitude), menunjuk pada kecendrungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini kebenarannya oleh siswa.
Merril (1977), membedakan isi (materi pelajaran) menjadi 4 macam, yaitu: fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Fakta adalah sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang wujudnya dapat di tangkap oleh panca indra. Konsep adalah abstraksi kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. Prosedur adalah materi pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan siswa untuk menjelaskan langkah-langkah secara sistematis tentang sesuatu. Prinsip adalah asas, kebenaran yang menjadi pokok dasar orang berpikir dan bertindak.[2]

2.      Sumber Materi Pelajaran
Dalam pembelajaran konvensional, sering guru menentukan buku teks sebagai satu-satunya sumber materi pelajaran. Namun demikian, buku pelajaran bukan merupakan satu-satunya sumber bahan pelajaran. Hal ini disebabkan beberapa alasan berikut ini :
Ø  Ilmu pengetahuan berkembang sangat cepat, sehingga kalau guru dan siswa hanya mengandalkan buku teks sebagai sumber pelajaran, bisa terjadi materi yang dipelajarinya itu akan cepat using.
Ø  Kemajuan teknologi informasi, memungkinkan materi pelajaran tidak hanya disimpan dalam buku teks saja, akan tetapi bisa disimpan dalam berbagai bentuk teknologi yang lebih efektif dan efisien.
Ø  Tuntutan kurikulum seperti pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut siswa tidak hanya sekedar menguasai informasi teoritis, akan tetapi informasi tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan daerah dan lingkungkan dimana siswa tinggal.
Sumber materi pelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dapat dikatagorikan sebagai berikut:
a)      Tempat atau lingkungan
Lingkungan merupakan sumber pelajaran yang sangat kaya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ada dua bentuk lingkungan belajar, yakni: pertama lingkungan atau tempat yang sengaja di disain untuk belajar siswa seperti laboratorium, perpustakaan, dan ruang internet. Lingkungan semacam ini dikenal dengan lingkungan by design. Kedua, lingkungan yang di disain untuk proses pembelajaran, akan tetapi keberadaannya dapat di manfaatkan, misalnya: halaman sekolah, taman sekolah, dan kantin. Lingkungan yang demikian dikenal dengan lingkungan yang bersifat by utilization. Kedua bentuk lingkungan ini dapat dimanfaatkan oleh setiap guru karena memang selain memiliki informasi yang sangat kaya untuk mempelajari materi pelajaran, juga dapat secara langsung dijadikan tempat belajar setiap siswa.

b)      Orang tua atau narasumber
Pengetahuan itu tidak statis, akan tetapi bersifat dinamis, yang terus berkembang sangat cepat. Oleh karena itu perkembangan yang cepat itu, kadang-kadang apa yang disajikan dalam buku teks tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir, misalnya: peraturan dan undang-undang baru mengenai sesuatu, penemuan-penamuan baru dalam berbagai ilmu pengetahuan mutakhir, seperti munculnya berbagai jenis penyakit, rekayasa genetik, munculnya berbagai fenomena alam serta pengaruhnya terhadap gejala-gejala sosial, yang kesemuanya itu tidak mungkin dipahami sepenuhnya oleh guru, maka untuk mempelajari konsep-konsep baru semacam itu guru dapat menggunakan orang-orang yang lebih menguasai persoalan, misalnya dengan mengundang dokter, polisi, sebagai sumber bahan pelajaran.

c)      Objek
Objek atau benda yang sebenarnya merupakan sumber informasi yang akan membawa siswa pada pemahaman yang lebih sempurna tentang sesuatu. Mempelajari bahan pelajaran dari benda yang sebenarnya bukan hanya dapat mengindari kesalahan persepsi tentang isi pelajaran, akan tetapi juga dapat membuat pelajaran lebih akurat, disamping motivasi belajar siswa akan lebih baik.

d)     Bahan cetak dan noncetak
Bahan cetak (printed material) adalah berbagai informasi sebagai materi pelajaran yang disimpan dalam berbagai bentuk tercetak seperti buku, majalah, koran. Sedangkn bahan belajar noncetak adalah informasi sebagai materi pelajaran, yang disimpan dalam berbagai bentuk alat komunikasi elektronik yang biasanya berfungsi sebagai media pembelajaran, misalnya dalam bentuk kaset, video, computer, cd. Terdapat 3 jenis bahan cetak dan noncetak yang dapat dijadikan sumber pelajaran. Pertama, bahan-bahan yang dapat dijadikan sumber belajar utama untuk setiap individu, seperti modul. Kedua, bahan cetak yang disusun sebagai bahan penunjang dan dirancang bukan sebagai bahan pelajaran individual, seperti buku paket, diktat. Ketiga, bahan yang tidak dirancang khusus untuk pembelajaran tetapi dapat dimanfaatkan untuk menambah pengetahuan dan wawasan siswa dalam mempelajari sesuatu, seperti berbagai buku populer atau jurnal ilmiah.

3.      Pengemasan Materi Pelajaran
a.       Prinsip Pengemasan
Materi pelajaran pada hakikatnya adalah pesan-pesan yang ingin kita sampaikan pada anak didik untuk dikuasai. Pesan adalah informasi yang akan di sampaikan baik berupa ide, data/fakta, dan konsep, yang dapat berupa kalimat, tulisan, gambar, peta, ataupun tanda.
Agar pesan yang ingin disampaikan bermakna sebagai bahan pelajaran, maka ada sejumlah kriteria yang harus di perhatikan diantaranya adalah sebagai berikut:
·         Novelty, artinya suatu pesan akan bermakna apabila bersifat baru atau mutakhir. Dengan demikian, maka setiap guru perlu mengikuti berbagai kemajuan dalam perkembangan ilmu pengetahuan, sesuai dengan bidang studi yang diajarkannya.
·         Proximity, artinya pesan yang disampaikan harus sesuai dengan pengalaman siswa.
·         Conflict, artinya pesan yang disajikan sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga menggugah emosi.
·         Humor, artinya pesan yang disampaikan sebaiknya dikemas dengan menampilkan kesan lucu.[3]
Beberapa pertimbangan dalam mengemas isi atau materi pelajaran menjadi bahan belajar diantaranya adalah:
1)      Kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai
Kesesuaian antara pengemasan bahan pelajaran dengan tujuan yang harus dicapai, seperti yang dirumuskan dalam kurikulum secara teknis harus menjadi pertimbangan pertama, sebab dalam pendekatan system tujuan adalah komponen yang utama daam proses pembelajaran artinya apapun ang direncanakan termasuk pengemasan materi pelajaran diarahkan untuk mencapai tuuan pembelajaran secara optimal.
2)      Kesederhaan
Bahan pelajaran dikemas dengan tjuan untuk mempermudah sisa belajar. Dengan demikian, kesederhanaan pengemasan merupakan salah satu pertimbangan yang harus diperhatikan.
3)      Unsur-unsur desain pesan
Dalam setiap pengemasan sebaiknya terdapat unsur gambar dan caption. Pengemasan materi yang hanya terdiri atas gambar atau caption saja akan mengurangi makna penyajian informasi.
4)      Pengorganisasian bahan
Bahan pelajaran sebaiknya disusun dalam bagian-bagian menuju keseluruhan. Bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami manakala disusun dalam bentuk unit-unit terkecil atau dalam bentuk pokok-pokok bahasan yang dikemas secara induktif.
5)      Petunjuk cara penggunaan
Dalam bentuk apa pun pengemasan materi harus disusun petunjuk cara penggunaannya. Hal ini sangat penting, apalagi seandainya bahan ajar dikemas untuk pembelajaran mandiri seperti modul, pengajaran berprogram dan pembelajaran melalui kaset.

b.      Bentuk – bentuk Pengemasan
Materi pelajaran yakni, berbagai informasi yang harus dipahami siswa dapat dikemas dalam berbagai bentuk. Dibawah ini disajikan beberapa bentuk pengemasan materi pelajaran.
1)      Materi pelajaran terprogram
Materi pelajaran terprogram adalah salah satu bentuk penyajian materi pembelajaran individual, sehingga materi pelajaran dikemas untuk dapat dipelajari secara mandiri.
Ciri-ciri dari materi pelajaran terprogram ini adalah:
·         Materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit atau bagian terkecil
·         Menuntut aktivitas siswa
·         Mengetahui dengan segera setiap selesai mempelajari materi pelajaran
Materi terprogram bisa dikemas dalam bentuk tercerak, yang kemudian dikenal dengan pengajaran terprogram atau bisa dalam bentuk non-tercetak seperti dalam bentuk video dan komputer.

2)      Pengembangan materi pelajaran melalui modul
Seperti halnya materi pelajaran terprogram, pengemasan materi pelajaran modul merupakan bentuk pengemasan materi pelajaran individual. Modul adalah salah satu kesatuan program yang lengkap, sehingga dapat dipelajari oleh siswa secara individual. Materi pelajaran yang dikemas dalam bentuk modul memungkinkan siswa dapat belajar lebih cepat atau lebih lambat sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Dalam sebuah modul minimal berisi tentang:
·         Tujuan yang harus dicapai
·         Petunjuk penggunaan
·         Kegiatan belajar
·         Rangkuman materi
·         Tugas dan latihan
·         Sumber bacaan
·         Item-item tes
·         Kriteria keberhasilan
·         Kunci jawaban

3)      Pengemasan materi pelajaran kompilasi
Kompilasi adalah bahan belajar yang disusun dengan mengambil bagian-bagian yang perlu dari berbagai sumber belajar dan menggabungkannya menjadi satu kesatuan untuk dipelajari siswa. Sumber belajar yang menjadi bahan kompilasi biasanya berasal dari buku-buku teks, yang dianggap langka sehingga sulit didapatkan oleh siswa. Manfaat yang bisa diambil dari pengemasan materi pelajaran kompilasi, diantaranya adalah siswa dapat belajar secara utuh dari bahan-bahan yang diperlukan sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Agar materi peajaran dapat disajikan secara sistematis, maka penyusunannya  dapat dilakukan dengan memepertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
·         Tentukan tujuan yang harus dicapai oleh pengemasan materi pelajaran melalui sistem kompilasi.
·         Kemukakan secara ringkas tentang bahan-bahan yang dikompilasikan.
·         Jelaskan petunjuk-petunjuk dalam mempelajari bahan kompilasi.
·         Buatlah alat tes untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mempelajari kompilasi.
·         Antara satu bahan yang diambil dari satu sumber dan sumber lainnya, diberi penyekat.

4.      Aspek – aspek Materi Pelajaran
Materi pembelajaran merupakan isi (content ) kurikulum untuk membentuk kompetensi siswa. Keberhasilan mutu pembelajaran sangat ditentukan oleh isi yang dipelajari siswa. Bahan ajar yang akan dipelajari siswa secara umum dalam satuan mata pelajaran atau bidang studi terdiri dari subtansi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.[4] Adapun aspek – aspeknya adalah sebagai berikut :
a.       Materi fakta : segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. (pelajaran sejarah cenderung akan lebih banyak aspek fakta, tetapi di dalamnya terkandung aspek nilai, seperti sejarah Nabi Muhammad Saw).
b.      Materi konsep : segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakekat, inti /isi dan sebagainya. Contoh : Mata pelajaran Sejarah : Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan pemerintahan Indonesia. Contoh : Mata pelajaran Biologi : Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ .
c.       Materi prinsip : berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
d.      Materi Prosedur : meliputi langkah-langkah secara sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh : Mata pelajaran Fisika : Hukum Newton tentang gerak , Hukum 1 Newton , Hukum 2 Newton , Hukum 3 Newton , Gesekan statis dan Gesekan kinetis, dsb. Contoh : Mata pelajaran TIK : Langkah-langkah mengakses internet, trik dan strategi penggunaan web browser dan search engine, dsb.
e.       Materi Sikap atau nilai merupakan hasil belajar aspek afektif, misalnya nilai kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar dan bekerja, dsb. Contoh :Mata pelajaran Sosiologi : Interaksi sosial dan dinamika sosial, Sosialisasi dan pembentukan kepribadian , dsb. Contoh : Mata pelajaran Geografi : Pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan prinsip ekoefisiensi, Pemanfaatan sumberdaya alam dan pembangunan berkelanjutan, dsb.

5.      Mekanisme Pengembangan dalam Pemilihan Materi Pelajaran Agama Islam
Adapun mekanisme yang harus ditempuh adalah :
Pertama : mengidentifikasi, mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar sampai pada indikator hasil belajar.
Kedua : mengidentifikasi kompetensi dasar-indikator disesuaikan dengan potensi siswa yang realistik disekolah.
Ketiga : mengidentifikasi kompetensi dasar dan idikator dengan aspek materi pembelajaran.
Keempat : memilih jenis materi yang disesuaikan dengan tingkat kesulitan atau tingkat (leveI) kompetensi dasar dan pengembangan indikator.
Kelima : memilih sumber materi pelajaran.
A.    SIMPULAN DAN SARAN
1.      Simpulan
Materi pembelajaran (instructional materials) adalah bahan yang diperlukan untuk pembentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan . Materi Pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Materi yang dipilih untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Adapun aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam pengembangan materi pelajaran adalah materi fakta, materi konsep, materi prinsip, materi prosedur, dan materi sikap atau nilai. Dan sumber matei paelajarannya adalah tempat atau lingkungan, orang atau narasumber, objek, bahan cetak dan noncetak.
Dalam pengemasan materi pelajaran yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai, kesederhanaan, unsur-unsur desain pesan, pengorganisasian bahan, dan petunjuk cara penggunaan.

2.      Saran
Kurikulum dan materi pelajaran Adalah unsur paling penting dalam proses pembelajaran. Oleh karenanya perlu pemahaman yang mendalam terhadap penguasaan pengembangan materi pelajaran. Jadi penulis mengharapkan kepada para pembaca agar lebih mendalami pengembangan materi ini demi untuk memperluas wawasan dan memperkaya kreativitas dalam mengajar. Disamping itu perlu perhatian dan pengawasan pihak terkait bagi setiap pengajar agar lebih terampil dalam menyampaikan materi pelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik.



[1] Ahmad Tafsir,Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992 hal. 21
[2]  Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: PT Fajar Interpratama, 2008 hlm. 142
[3]  Suparno, Dimensi – dimensi Mengajar, Bandung: Sinar Maju, 1988 hlm. 127
[4]  Toto Ruhimat, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: 2009, hlm.  183

Tidak ada komentar:

Posting Komentar