Rabu, 24 Oktober 2012

Persepsi Sosial.



A.     Pengertian Persepsi, Sosial, dan Persepsi Sosial.
Ø  persepsi
Persepsi adalah sejenis aktivitas pengelolaan informasi yang menghubungkan seseorang dengan lingkungannya. Persepsi sosial individu merupakan proses pencapaian pengetahuan  dan proses berpikir tentang orang lain, missal berdasar pada ciri-ciri fisik, kualitas, bahkan pada kepribadiannya. Individu membangun gambaran tentang orang lain dalam upaya menetapkan, memungkinkan, meramalkan, dan mampu mengelola dunia sosialnya, apabila seseorang memiliki pengetahuan tentang kecenderungan orang lain, ia akan mudah memahami perilaku orang itu di masa lalu, masa sekarang, serta dimasa yang akan datang.
Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera (Dreverdalam Sasanti, 2003). Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu.
Sabri (1993) mendefinisikan persepsi sebagai aktivitas yang memungkinkan manusia mengendalikan rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui alat inderanya, menjadikannya kemampuan itulah dimungkinkan individu mengenali milleu (lingkungan pergaulan) hidupnya. Proses persepsi terdiri dari tiga tahap yaitu tahapan pertama terjadi pada pengideraan diorganisir berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, tahapan ketiga yaitu stimulasi pada penginderaan diinterprestasikan dan dievaluasi.
Mar’at (1981) mengatakan bahwa persepsi adalah suatu proses pengamatan seseorang yang berasal dari suatu kognisi secara terus menerus dan dipengaruhi oleh informasi baru dari lingkungannya. Riggio (1990) juga mendefinisikan persepsi sebagai proses kognitif baik lewat penginderaan, pandangan, penciuman dan perasaan yang kemudian ditafsirkan.

Ø  Sosial
Konsep kita mengenai sosial (masyarakat) pun mendasar bagi pemahaman diri kita sendiri. Sebagai contoh, apakah masyarakat tempat kita hidup ini merupakan sebuah kebersamaan yang penting membantu kita untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi tertentu, seperti jaminan material sebagaimana dikemukakan oleh Thomas Hobbes? Ataukah ada kenyataan sosial yang lebih mendasar yang lebih masuk ke dalam hakikat kita yang terdalam sebagai manusia, sebagaimana dikatakan oleh Karl Marx dan Emile Durkheim bagi kita? Dengan kata-kata Aristoteles, manusia adalah seekor hewan sosial, yakni bahwa ia tidak bisa hidup terus di luar sebuah kelompok sosial, tetapi apakah kita tergantung pada masyarakat kira hanya sebagai sebuah dukungan dari luar untuk pemeliharaan kehidupan pribadi kita, ataukah kita tidak memiliki kehidupan sejati lepas dari hubungan-hubungan sosial kita? Bagaimanapun kita menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, citra yang kita miliki mengenai diri kita sendiri tidak dapat dipisahkan dari gambaran yang kita miliki mengenai masyarakat ataupun sosial. (Campbell, 1994: 7).
Istilah sosial (social dalam bahasa Inggris) dalam ilmu sosial memiliki arti yang berbeda-beda, misalnya istilah sosial dalam sosialisme dengan istilah Departemen sosial, jelas kedua-duanya menunjukkan makna yang sangat jauh berbeda. Menurut Soekanto (1986: 11), apabila istilah sosial pada ilmu sosial menunjukkan pada objeknya, yaitu masyarakat, sosialisme adalah suatu idiologi yang berpokok pada prinsip pemilikan umum atas alat-alat produksi dan jasa-jasa dalam bidang ekonomi.

Ø  Persepsi Sosial
Secara umum, persepsi sosial atau persepsi interpersonal dapat didefinisikan sebagai suatu proses pemahaman oleh seseorang terhadap orang lain atau proses pemahaman seseorang terhadap suatu realistis sosial (Starbuck & Mezias, 1996).
Dalam wacana yang lebih khusus, Baron dab Byrne (2004) menjelaskan bahwa persepsi sosial adalah usaha-usaha seseorang untuk memahami orang lain, dalam rangka memperoleh gambaran menyeluruh tentang intensi, kepribadian, dan motif-motif yang melingkupi diri orang lain tersebut.
Robbins (1989), yang mengemukakan bahwa persepsi sosial adalah proses dalam diri seseorang yang menunjukkan organisasi dan interpretasi terhadap kesan-kesan inderawi, dalam usaha untuk memberi makna terhadap orang lain sebagai objek persepsi.
B.     Persepsi Sosial dan Memori
Sebagai upaya memahami keseluruhan gambaran komprehensif tentang diri orang lain, dalam proses pembentukan persepsi, seseorang mendayagunakan segenap informasi yang dimiliki untuk membentuk kesan-kesan (impressions) tentang orang lain (Stephan & Stephan, 1990).
Dalam proses persepsi seseorang, memori akan merinci masukan (input) stimulus dalam usaha menemukan ciri-ciri tertentu yang sesuai dengan spesifikasi suatu konsep. Dalam proses persepsi itu terjadi organisasi ciri-ciri utama yang bersifat teratur, dampak gema (halo effect), efek awal (primacy effect), dan efek akhir (recency effect), serta kualitas orang yang dipersepsi.
Ciri-ciri utama yang teratur adalah ciri-ciri yang dimiliki individu yang dapat dievaluasi orang lain. Contoh ciri-ciri utama yang teratur adalah kecerdasan, keterampilan, kerajinan atau keakraban. Selain banyak ciri-ciri di atas, proses memori juga memberikan pengaruh kuat terhadap persepsi sosial seseorang. Banyak penelitian psikologi sosial menunjukkan bahwa individu-individu memiliki kecenderungan lebih peka pada stimulus-stimulus tertentu daripada stimulus yang lain. Aktivitas memori memiliki kecenderungan mengacu pada proses penyimpanan sesuatu yang pernah dialami dan dipelajari, serta pemanggilannya apabila diperlukan dalam suaktu dan kondisi tertentu.
Apabila individu mengingat suatu informasi maka terdapat tiga tahap proses memori. Tahap pertama adalah pengkodean, tahap kedua adalah tahap penyimpanan, tahap ketiga adalah pemanggilan informasi.  

C.     Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Sosial
Robbin (1989) mengemukakan bahwa terdapat beberapa faktor utama yang memberi pengaruh terhadap pembentukan persepsi sosial seseorang. Faktor-faktor itu adalah faktor penerima (the perceiver), situasi (the situation), dan objek sasaran (the target).

1.        Faktor Penerima
Pemahaman sebagai suatu proses kognitif akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik kepribadian seorang pengamat. Diantara karakteristik kepribadian utama itu adalah konsep diri, nilai dan sikap, pengalaman di masa lampau, dan harapan-harapan yang terdapat dalam dirinya.
Seseorang yang memiliki konsep diri (self concept) tinggi dan selalu merasa diri secara mental dalam keadaan sehat, cenderung melihat orang lain dari sudut tinjauan yang bersifat positif dan optimistic, dibandingkan seseorang yang memiliki konsep diri rendah. Orang yang memegang nilai dan sikap otoritarian tentu akan memiliki persepsi sosial yang berbeda dengan orang yang memegang nilai dan sikap liberal. Pengalaman di masa lalu sebagai bagian dasar informasi juga menentukan pembentukan persepsi seseorang. Harapan-harapan sering kali memberi semacam kerangka dalam diri seseorang untuk melakukan penilaian terhadap orang lain kea rah tertentu.

2.        Faktor Situasi
Pengaruh faktor situasi dalam proses persepsi sosial dapat dipilah menjadi tiga, yaitu:
ü  Seleksi
Seseorang akan lebih memusatkan perhatiannya pada objek-objek yang dianggap lebih disukai, ketimbang objek-objek yang tidak disukainya. Proses kognitif ini disebut dengan seleksi informasi tentang keberadaan suatu objek, baik yang bersifat fisik maupun sosial.
ü  Kesamaan
Kesamaan adalah kecenderungan dalam proses presepsi sosial untuk mengklasifikasikan orang-orang ke dalam suatu katagori yang kurang lebih sama. Seperti berlatar belakang jenis kelamin, status sosial, dan etnik.
ü  Organisasi
Dalam proses persepsi sosial, individu cenderung untuk memahami orang lain sebagai objek persepsi ke dalam sistem yang bersifat logis, teratur, dan runtun. Pemahaman sistematik semacam itu biasa disebut dengan organisasi perceptual.
Para ahli psikologi sosial memandang situasi sebagai keseluruhan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku individu pada ruang dan waktu tertentu.
Definisi situasi adalah makna yang diberikan individu terhadap suatu keadaan atau interpretasi individu terhadap faktor-faktor sosial yang ditemui pada ruang dan waktu tertentu. Para ahli sosiologi menyimpulkan bahwa apabila manusia mendefinisikan situasi sebagai sesuatu yang bersifat nyata, maka itu akan menjadi nyata dalam konsekuensi perilakunya.
3.        Faktor Objek                           
Dalam persepsi sosial secara khusus, objek yang diamati itu adalah orang lain. Ada empat ciri yang terdapat dalam diri objek yang dapat memberi pengaruh terhadap terbentuknya persepsi sosial, yaitu:


J  Keunikan
Ciri-ciri unik yang terdapat dalam diri seseorang adalah salah satu unsur penting yang menyebabkan orang lain merasa tertarik untuk memusatkan perhatiannya.
J  Kekontrasan
Seseorang akan lebih mudah dipersepsi orang lain terutama apabila ia memiliki karakteristik berbeda disbanding lingkungan fisik maupun sosialnya.
J  Ukuran dan intensitas yang terdapat dalam diri objek
Dalam konteks ini, seorang Miss world dengan ukuran fisik tertentu dan wajah cantik akan lebih mudah menmbulkan kesan pada orang lain ketimbang apabila seseorang melihat gadis-gadis pada umumna.
J  Kedekatan (proximity) objek dengan latar belakang sosial orang lain.
Orang-orang dalam suatu departemen tertentu akan cenderung untuk diklasifikasikan sebagai memiliki ciri-ciri yang sama karena hubungan yang dekat di antara mereka.

D.     Pengaruh Persepsi Sosial terhadap Perilaku Sosial
Dalam memperlajari perilaku sosial pada lingkungan interaksi sosial, persepsi sosial menjadi penting karena perilaku seseorang sering kali relavan untuk dijelaskan melalui penelaahan deskriptip terhadap persepsi sosial seseorang terhadap hubungan sosial itu atau secara khusus terhadap orang lain yang menjadi rekan interaksi dalam hubungan itu. Pengetahuan akurat tentang orang lain akan sangat berguna untuk mengatur hubungan saling interaksi diantara mereka, baik dimasa kini maupun dimasa mendatang. Dalam hubungan sosial, persepsi sosial dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir untuk mempermudah dan mengatur hubungan seseorang dengan orang lain.
Persepsi sosial sebagai suatu gambaran penyederhanaan kesimpulan tentang orang lain, terkadang juga dapat menimbulkan masalah-masalah dengan kesalahan persepsi. Masalah-masalah yang sering dihubungkan dengan kesalahan persepsi sosial adalah streotip dan tampak gema (halo effect). Streotip adalah generalisasi tentang karakteristik umum suatu kelas atau kelompok individu. Dampak negatif persepsi yang termuat di dalam streotip adalah perlakuan kepada orang lain oleh seorang individu ke dalam suatu klasifikasi yang bersifat sempit. Pandangan streotip misalnya adalah persepsi streotip Adi tentang teman kerja wanitanya yang bernama Ani. Oleh Adi, Ani dipandang memiliki ciri-ciri wanita pada umumnya yang dianggap bersifat emosional, lamban, dan cerewet.
Dalam kerangka psikologi sosial, dampak gema (halo effect) dapat didefinisikan sebagai suatu kesimpulan tentang kesan umum individu terhadap ciri-ciri orang lain pada suatu peristiwa yang secara logis juga berlaku untuk peristiwa-peristiwa yang lain. Dampak gema itu adalah kesimpulan evaluative berdasarkan peristiwa-peristiwa tertentu yang membawa pada konsekuensi penilaian yang sama untuk keseluruhan peristiwa yang lain (Myers, 2002).
  
E.     Atribusi Sosial
Atribusi merupakan salah satu konsep psikologi sosial yang paling dekat dengan aktivitas itu. Atribusi adalah proses yang menggambarkan cara individu menjelaskan, menginterpretasi, dan mengambil kesimpulan terhadap peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan dirinya maupu peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan orang lain. Ahli psikologi sosial Fritz Heider (Zanden, 1984) mengemukakan bahwa atribusi menggambarkan pengaturan aliran informasi-informasi yang berkesinambungan yang diperoleh dari dunia ke dalam suatu unit yang bermakna.
Salah satu jenis atribusi adalah atribusi kausalitas. Atribusi kausalitas adalah atribusi tentang hubungan sebab akibat terhadap dua peristiwa. Secara spesifik, atribusi sosial adalah cara seseorang dalam melakukan proses persepsi dan interpretasi terhadap sebab-sebab prilaku yang dilakukan oleh orang lain. Atribusi diterapkan dalam tiga wilayah penting. Pertama, persepsi seseorang tentang apa dan siapa yang menyebabkan timbulnya suatu prilaku atau pristiwa khusus. Kedua, penilaian seseorang terhadap tanggung jawab, atas terjadinya suatu pristiwa atau prilaku tertentu. Ketiga, penilaian terhadap kualitas kepribadian individu-individu yang terlibat dalam pristiwa atau prilaku tertentu (Umstot, 1988).
Beberapa pakar psikologi sosial, khususnya pakar teori atribusi sosial, seperti seperti Kelley (Zanden, 1984) mengemukakan bahwa atribusi sosial memiliki beberapa fungsi dalam hidup interaksi sosial, yaitu:
1.        Mamudahkan manusia untuk memandang hidup melalui sudut tinjaun yang lebih deterministik.
2.        Seseorang dapat memperkirakan hubungan sebab akibat sebagai suatu pola dari berbagai peristiwa atau prilaku yang memiliki pola yang serupa.
3.        Untuk melindungi, menjaga, dan memperluas keyakinan yang dimiliki oleh seseorang tentang dirinya sendiri.
4.        Membantu proses pembentukan prilaku individu.

BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan pada uraian deskripsi tentang aspek-aspek yang terkandung dalam pembahasan persepsi sosial, maka dapat diajukan beberapa kesimpulan penting. Beberapa kesimpulan itu dapat dirinci sebagai berikut.
Pertama, persepsi sosial adalah suatu proses pemahaman oleh seseorang terhadap orang lain atau terhadap orang lain atau terhadap suatu realitas sosial.
Kedua, terdapat beberapa faktor utama yang memberi pengaruh terhadap pembentukan persepsi sosial seseorang, yaitu faktor penerima (the perceiver), sasaran (the target), dan situasi (the situation).
Ketiga, dalam hubungan sosial, persepsi sosial dapat dijadikan sebagai kerangka berpikir untuk mempermudah dan mengatur hubungan seseorang dengan orang lain.
Keempat, secara spesifik, atribusi sosial adalah cara seseorang dalam melakukan proses dalam melakukan proses persepsi dan interpretasi terhadap sebab-sebab prilaku yang dilakukan oleh orang lain.



DAFTAR PUSTAKA

Dadang Supardan. Pengantar Ilmu Sosial, Bumi Aksara, Jakarta, 2008.______________________

Fattah Hanurawan. Psikologi Sosial, ROSDA, Bandung, 2010.____________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar