Kamis, 01 November 2012

PENGERTIAN KELUARGA DAN KONSELING KELUARGA





A.    Pengertian keluarga dan konseling keluarga
Keluarga adalah kesatuan terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ada tiga bentuk kelurga yaitu Nuclear Family (terdiri dari ayah, ibu, dan anak), Extended Family (terdiri dari ayah, ibu, anak, nenek, kakek, paman, atau bibi), dan Blended Family (keluarga inti ditambah dengan anak dari pernikahan suami/istri sebelumnya).klien adalah bagian dari salah satu bentuk dari keluarga tersebut.[1]
Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari suatu sistem sosial yang ada dimasyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga merupakan miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial manusia. Suasana yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik karena didalam keluargalah seluruh anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan bermasyarakat.[2]
Keluarga merupakan satuan persekutuan hidup yang paling mendasar dan merupakan pangkal kehidupan bermasyarakat.didalam keluargalah setiap warga masyarakat memilai kehidupannya dan dari keluargalah setiap individu dipersiapkan untuk menjadi masyarakat.
Palmo, Lowry, Weldon dan Scioscia mengidentifikasikan perubahan perubahan yang terjadi secara signifikan mempengaruhi struktur dan kondisi keluarga, yaitu meningkatnya perceraian, kedua orang tua bekerja, pangkatan anak, enansipasi pria dan wanita, kebebasan hubungan seksual. Selain itu meningkatnya kesadaran tantang anak-anak cacat, keadaan depresi dan bunuh diri, kesulitan mencari pekerjaan dan ketidak mampuan ekonomi pada umumnya menambah unsur-unsur yang mempengaruhi kehidupan keluarga. Unsur-unsur Yang tidak menguntungkan itu secara langsung maupun tidak langsung membawa pengaruh kepada anggota keluarga, bai pendidikan disekolah maupun yang tidak bersekolah lagi. mereka yang sudah dewasa maupun yang masih muda, baik mereka yang masih mengikuti Permasalahan yang ditimbulkan oleh pengaruh yang tidak menguntungkan itu mengundang peranannya bimbingan dan konseling kedalam keluarga.[3]
Setelah kita mengetahui pengertian dari keluarga, maka kita dapat menjelaskan bahwa konseling keluarga menurut Hasnida adalah sebagai suatu proses interaktif yang berupaya membantu keluarga memperoleh keseimbangan homeostatis (kemampuan mempertahankan keluarga dalam keadaan seimbang) sehingga anggota keluarga dapat merasa nyaman.
Konseling keluarga merupakan proses bantuan kepada individu dengan melibatkan para anggota keluarga lainnya dalam upaya memecahkan masalah yang dialami.[4]
Prayitno dan Erman Anti (1999) bimbingan dan konseling keluarga, sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, pelayanan trsebut telah dimulai sejak pertengahan tahun 1940-an dan sejak tahun 1980-an pelayanan yang menangani permasalahan dalam keluarga itu tampak berkembang dengan cepat. Pelayanan tersebut ditujukan kepada seluruh anggota keluarga yang memerlukannya.
Bimbingan dan konseling keluarga ditujukan kepada seluruh anggota keluarga yang memrlukannya, segenap fungsi, jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling pada dasarnya dapat diterapkan dengan memperhatikan kesesuaiannya dengan masing-masing karakteristik anngota keluarga yang memerlukan pelayanan itu. Masalah-masalahumum yang dibawa ke konseling pada dasarnya mengenai hubungan dalam keluarga, ketidak jujuran, ditinggalkan oleh suami/istri, harapan palsu, diabaikan mertua/iapar, perbedaan pribadi, kesukaran seks, keuangan dan kezalaiman. Penyelesaian masalah keluarga dapat dilakukan dengan cara:
a)  Penyelesaian masalah klien melalui layanan bantuan kkonseling perorangan dan konseling kelompok
b)      Penyelesaian masalah klien terkait dengan anggota keluarganya
c)      Klien menyetujui penyelesaian masalahnya melibatkan anggota keluarganya.
Melalui konseling keluarga akan dapat membantu anggota keluarga memahami fungsi dan perannya sebagai anggota keluarga.
Prinsip konseling keluarga dapat ditinjau dari sasaran layanan, permasalahan individu, program layanan, tujuan dann pelaksanaan layanan.

B.     Kenapa hidup berkeluarga
Keluarga adalah sebuah institusi sosial yang terdapat dalam masyarakat, dimana bentuk dan fungsinya berbeda dalam segi tertentu. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang hal ini:
1.      Institusi ini pada awalnya betujuan untuk memberikan perlindungan kepada kaum wanita yang sedang hamil yang memerlukan oarang lain untuk melindunginya.
2.      Fungsi keluarga adalah untuk menumbuhkan tanggung jawab terhadap pemeliharaan anak-anak
3.      Keluarga sebagai suatu usaha untuk pembahagiaan tugas yang perlu dilakukan dalam hidup bersama.
4.      Tidak seperti makhluk lain manusia diciptakan Tuhan memerlukan hubungan yang berkelanjutan.oleh karena itu hubungan antara laki-laki dan perempuan merupakan kelangsungan hidup keluarga (hubungan seksual).
5.      Manusia melahirkan anak paling banyak kembar dua dan tiga, yang pengasuhannya memerlukan masa/waktu.
6.      Masa kehamilan dan melahirkan merupakan proses panjang dan kompleks yang mempererat hubungan. Berbeda dengan hewan yang yang dapat berkembang sendiri
7.      Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan orang lain untuk hidup bersama.

C.    Asas-asas dalam keluarga
1.      Pengetahuan, setiap anggota keluarga baik disadari atau tidak mempunyai pengetahuan, kepercayaan tertentu dalam kesadaran dan ingatan masing-masing. Pengetahuan menjadi asas kepada anggapan, ekspektasi dan penilaian yanng dibuat tentang hidup berkeluarga. Ada pengetahuan yang dipelajari dari pada pengalaman sendiri seperti kepercayaan bahwa hidup dalam keluarga yang besar lebih bahagia dari pada hidup dalam keluarga yang kecil ataupun sebaiknya.
2.      Nilai, ibu bapak membawa masuk kedalam perkawinan sistem nilai yang mereka miliki masing-masing. Oleh karena itu sistem nilai tidak sama, kedua pihak perlu membuat penyesuaian tertentu, hasil daripada  penyesuaian ini timbul satu sistem yang digunakan sebagai dasar dan panduan bagi seluruh keluar. Beberapa nilai dasar/dalam keluarga diantaranya nilai keimanan, akhlak, nilai kemanusiaan, nilai ketekunan, nilai kemajuan, nilai kejujuran, nilai kesetiaan, nilai penyesuaian dalam masyarakat.
3.      Norma (peraturan), norma merupakan peraturan dan tingkah laku yang dianggap benar atau baik didalam suatu sistem sosial seperti yang terdapat di dalam keluarga. Norma yang terdapat dalam keluarga biasanya ditentukan oleh ibu/bapak dan ibu/bapak pula dipengaruhi oleh norma-norma yang terdapat dalam masyarakat.
4.      Perasaan/emosi, perasaan merupakan suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang. Perasaan dapat menentukan komunikasi bukan lisan seseorang terhadap sesuatu objek.
5.      Tingkah laku, perbedaan tingkah laku dapat menjadi sumbar komflik dalam keluarga baik yang berbentuk lisan maupun bukan lisan.
6.      Peranan, merupakan suatu pola tingkah laku yang mengandung suatu rangkaian tugas yang berkaitan diantara satu dengan lainnya, sebagia contoh menentukan masakan harian, membeli bahan masakan, menyediakan bahan masakan, dan memandikan adik.
7.      Konflik, setiap individu dan keluarga akan mengalami konflik tertentu, hanya kadar dan cara seseorang menghadapi konflik mungkin berbeda. Bagaimanapun konflik akan berlaku dalam kehidupan keluarga.




D.    Komunikasi dalam keluarga
Peranan komunikasi dalam keluarga merupakan hal yang sangat penting. Antara suami dan istri perlu saling berkomunikasi dengan baiik untuk dapat mempertemukan satu dengan yang lain, sehingga dengan demikian kesalahpahaman dapat dihindarkan.
Disini bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung arti. Syarat utama agar komunikasi dapat dipahami yaitu lambang-lambang tersebut mengandung arti yanga sama bagi penyampaian dan penerima komunikasi. Komunikasi dapat berlangsung secara verbal ataupun secara nonverbal.
Komunikasi antara suami dan istri pada dasarnya harus terbuka. Karena telah merupakan satu kesatuan. Komunikasi yang terbuka diharapkan dapat menghindari kesalah pahaman. Dalam batas-batas tertentu sifat keterbukaan dalam komunikasi juga dilaksanakan dengan anak-anak, yaitu apabila anak telah dapat berfikir secara baik, anak telah dapat mempertimbangkan secara baik mengenai hal-hal yang dihadapinya. Dengan demikian diharapkan ada saling pengertian diantara seluruh anggota keluargadan dengan demikian akan terbina dan tercipta tanggung jawab sebagai anggota keluarga. Komunikasi keluarga sebaiknya dua arah, yaitu saling memberi dan saling meneriama diantara anggota keluarga. Dengan komunikasi dua arah, masing-masing pihak akan aktif dan masing-masing pihak akan memberikan pendapatnya mengenai masalah yang dikomunikasikan.
Komunikasi dalam keluarga ini dapat berfungsi untuk mengendalikan anggota keluarga, menegaskan kekuatan hubungan dan perintah, serta memfungsikan anggota keluarga menjadi lebih baik.
Satir mengatakanbahwa masalah yang terjadi dalam keluarga berhubungan dengan harga diri dan komunikasi. Apabila harga diri yang dibentuk oleh keluarga sangat rendah dan terjadi komunikasi yang tidak baik antar anggota keluarga maka akan terjadi permasalahan.

E.     Sikap orang tua terhadap anak
Telah kita lihat bagaimana sangkut pautnya keadaan anak dengan lingkungan yang juga berubah dalam proses perkembangan kepribadian anak. Dengan demikian dalam membantu anak yang menghadapi masalah-masalah perlu kita teliti salah satu faktor yang penting dalam lingkungan, yakni orang yang berada atau dekat dengan lingkungan hidup anak. Maka tidak ada orang tua yang dengan sengaja mendidik anak supaya tidak berhasil dalam hidup. Setiap oarang tua mengharapkan anaknya kelak menjadi orang yang sukses. Tetapi dalam kenyataan tidak semua orang tua, pendidik berhasil mencapai tujuan pendidikan.
Pernah orang tua dengan tidak sengaja dan disadari mengambil suatu sikap tertentu. Anak melihat dan menerima sikap orang tuanya dan memperlihatkan suatu reaksi dalam tingkah lakunya yang dibiasakan, sehingga akhirnya menjadikan pola kepribadian anak.[5]
Dalam keluarga anak mulai mengadakan interaksi dengan orang tuanya, yaitu ayah dan ibu. Dalam interaksi masing-masing saling memberikan stimulus dan respon. Dengan interaksi anak dan orang tua, maka akan terbentuklah gambaran-gambaran tertentu pada masing-masing pihak sebagai hasil interaksinya. Anak akan mempunyai gambaran tertentu mengenai orang tuanya, demikian pula  sebaliknya orang tua akan mempunyai gambaran tentang anaknya. Dengan adanya gambaran-gambaran tertentu sebagai hasil persepsinya melalui komunikasi, maka akan terbentukalah sikap-sikap tertentu pada masing-masing pihak. Bagi orang tua anak sebagai objek sikap, sebaliknya bagi anak orang tua sebagai objek sikap.
Terbentuknya sikap orang tua terhadap anak dan sebaliknya terbentuknya sikap anak terhadap orang tua, merupakan hasil interaksi yang terus-menerus antara anak dengan orang tua dan iteraksi berlangsung melalui komunikasi. Dengan demikian akan jelas peran komunikasi dalam keluarga dalam kaitannya dengan pembentukan sikap, karena itu diperlukan sikap yang sebaik-baiknya dari orang tua terhadap anak.

F.     Hikakat diperlukannya bimbingan konseling dalam keluarga
Keperluan akan bimbingan dan konseling sangat dipengaruhi oleh faktor filosofis, psikologis, sosial budaya, religius, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Latar belakang filosofis berkaitan dengan pandangan tentang hakikat manusia. Salah satu aliran filsafat yang berpengaruh besar terhadap timbulnya semangat memberikan bimbingan adalah filsafat humanisme. Aliran ini berpandangan bahwa manusia memiliki potensi untuk dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Aliran ini berkeyakinan bahwa keluarga dan masyarakat yang miskin dapat dikembangkan melalui bimbingan pekerjaan sehingga pengangguran dapat dihapuskan.
Latar belakang psikologis berkaitan erat dengan proses perkembangan manusia yang sifatnya unik, berbeda dari individu lain dalam perkembangannya. Implikasi dari keragaman ialah bahwa individu memilki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih dan mengembangkan diri sesuai denagan keunikan atau tiap-tiap potensi tanpa menimbulkan konflik dengan lingkungannya. Dari sisi keunikan dan keragaman individu, diperlukan bimbingan untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang sehat di dalam lingkungannya.
Kehidupan sosial dan budaya suatu masyarakat adalah sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sistem lain. Keterbukaan ini  mendorongnya pertumbuhan, pergeseran, dan perubahan nilai dalam masyarakat yang akan mewarnai cara berfikir dan perilaku individu. Nilai menjadi hal penting dalam perkembangan individu karena nilai menjadi dasar bagi individu dalam proses memilih dan mengambil keputusan. Bimbingan dan konseling membantu individu memelihara,memperluas, dan memaknai nilai sebagai landasan dan arah pengenbangan diri.
Landasan religius ialah unsur-unsur keagamaan yang terkait erat dalam hakikat, keberadaan dan perikehidupan kemanusiaan. Dalam landasan religius dalam bimbingan dan konseling perlu ditekankan tiga hal yang mendasat yaitu:
ü  Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan.
ü  Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan kaidah agama.
ü  Upaya yang memungkinkan berkrmbang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan pemecahan masalah individu.
Kemajuan ilmu dan teknologi yang Sangat pesat, kesempatan kerja berkembang dengan cepat pula sehingga setiap individu memerlukan bantuan dari pembimbing untuk penyesuaian minat dan kemampuan mereka terhadap kesempatan dunia kerja yang selalu merubah dan meluas. Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan manusia. Kenyataannya bahwa manusia di dalam kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapt diatasi, persoalan yang lain timbul. Demikian seterusnya, manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Oleh karena itu bimbingan dan konseling sangat diperlukan.



KESIMPULAN

Keluarga merupakan satuan persekutuan hidup yang paling mendasar dan merupakan pangkal kehidupan bermasyarakat.didalam keluargalah setiap warga masyarakat memilai kehidupannya dan dari keluargalah setiap individu dipersiapkan untuk menjadi masyarakat.
Konseling keluarga merupakan proses bantuan kepada individu dengan melibatkan para anggota keluarga lainnya dalam upaya memecahkan masalah yang dialami.
Semua manusia berhak berkeluarga, karena manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan orang lain untuk hidup bersama. Dan dalan berkeluarga memiliki asas-asas yaitu:
·         Pengetahuan
·         Nilai
·         Norma (perturan)
·         Persaan/emosi
·         Tingkah laku
·         Peranan
·         Konflik
Kenyataannya bahwa manusia di dalam kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapt diatasi, persoalan yang lain timbul. Demikian seterusnya, manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Oleh karena itu bimbingan dan konseling sangat diperlukan.



DAFTAR PUSTAKA

1.      Lumongga namora, memahami dasar-dasar konseling, Jakarta, Prenada Media Group, 2011
2.      Hendri novi, Psikologi dan konseling keluarga,Medan, Citapustaka media perintis,2012
3.      M.luddin abu bakar, dasar-dasar konseling, Bandung, Citapustaka media perintis, 2009
4.      Mashudi farid, psikologi konseling, IRCiSoD, 2011
5.      D.gunarsa Y.singgih, psikologi untuk membimbing, Jakarta, gunung mulia, 1995





[1] Namora lumongga lubis, memahami dasar-dasar konseling, Jakarta, Prenada Media Group, 2011 hal 220
[2] Novi hendri, Psikologi dan konseling keluarga,Medan, Citapustaka media perintis,2012 hal 11
[3] Abu bakar M.luddin, dasar-dasar konseling, Bandung, Citapustaka media perintis, 2009, hal 149
[4] Farid mashudi, psikologi konseling, IRCiSoD, 2011, hal 25
[5] Y.singgih D.gunarsa, psikologi untuk membimbing, Jakarta, gunung mulia, 1995 hal 82-95

1 komentar:

  1. Lumayan juga Ibu.... Bisa menjadi referensi dalam belajar tentang Konseling Keluarga

    BalasHapus