A.
Pengertian keluarga dan
konseling keluarga
Keluarga adalah kesatuan
terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ada tiga
bentuk kelurga yaitu Nuclear Family (terdiri dari ayah, ibu, dan anak),
Extended Family (terdiri dari ayah, ibu, anak, nenek, kakek, paman, atau bibi),
dan Blended Family (keluarga inti ditambah dengan anak dari pernikahan
suami/istri sebelumnya).klien adalah bagian dari salah satu bentuk dari
keluarga tersebut.[1]
Keluarga pada hakekatnya
merupakan satuan terkecil sebagai inti dari suatu sistem sosial yang ada dimasyarakat.
Sebagai satuan terkecil, keluarga merupakan miniatur dan embrio berbagai unsur
sistem sosial manusia. Suasana yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat
yang baik karena didalam keluargalah seluruh anggota keluarga belajar berbagai
dasar kehidupan bermasyarakat.[2]
Keluarga merupakan satuan
persekutuan hidup yang paling mendasar dan merupakan pangkal kehidupan
bermasyarakat.didalam keluargalah setiap warga masyarakat memilai kehidupannya
dan dari keluargalah setiap individu dipersiapkan untuk menjadi masyarakat.
Palmo, Lowry, Weldon dan
Scioscia mengidentifikasikan perubahan perubahan yang terjadi secara signifikan
mempengaruhi struktur dan kondisi keluarga, yaitu meningkatnya perceraian,
kedua orang tua bekerja, pangkatan anak, enansipasi pria dan wanita, kebebasan
hubungan seksual. Selain itu meningkatnya kesadaran tantang anak-anak cacat,
keadaan depresi dan bunuh diri, kesulitan mencari pekerjaan dan ketidak mampuan
ekonomi pada umumnya menambah unsur-unsur yang mempengaruhi kehidupan keluarga.
Unsur-unsur Yang tidak menguntungkan itu secara langsung maupun tidak langsung
membawa pengaruh kepada anggota keluarga, bai pendidikan disekolah maupun yang
tidak bersekolah lagi. mereka yang sudah dewasa maupun yang masih muda, baik
mereka yang masih mengikuti Permasalahan yang ditimbulkan oleh pengaruh yang
tidak menguntungkan itu mengundang peranannya bimbingan dan konseling kedalam
keluarga.[3]
Setelah kita mengetahui pengertian
dari keluarga, maka kita dapat menjelaskan bahwa konseling keluarga menurut
Hasnida adalah sebagai suatu proses interaktif yang berupaya membantu keluarga
memperoleh keseimbangan homeostatis (kemampuan mempertahankan keluarga dalam
keadaan seimbang) sehingga anggota keluarga dapat merasa nyaman.
Konseling keluarga merupakan
proses bantuan kepada individu dengan melibatkan para anggota keluarga lainnya
dalam upaya memecahkan masalah yang dialami.[4]
Prayitno dan Erman Anti (1999)
bimbingan dan konseling keluarga, sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru,
pelayanan trsebut telah dimulai sejak pertengahan tahun 1940-an dan sejak tahun
1980-an pelayanan yang menangani permasalahan dalam keluarga itu tampak
berkembang dengan cepat. Pelayanan tersebut ditujukan kepada seluruh anggota keluarga
yang memerlukannya.
Bimbingan dan konseling
keluarga ditujukan kepada seluruh anggota keluarga yang memrlukannya, segenap
fungsi, jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling pada dasarnya dapat
diterapkan dengan memperhatikan kesesuaiannya dengan masing-masing
karakteristik anngota keluarga yang memerlukan pelayanan itu.
Masalah-masalahumum yang dibawa ke konseling pada dasarnya mengenai hubungan
dalam keluarga, ketidak jujuran, ditinggalkan oleh suami/istri, harapan palsu,
diabaikan mertua/iapar, perbedaan pribadi, kesukaran seks, keuangan dan
kezalaiman. Penyelesaian masalah keluarga dapat dilakukan dengan cara:
a) Penyelesaian masalah
klien melalui layanan bantuan kkonseling perorangan dan konseling kelompok
b) Penyelesaian masalah
klien terkait dengan anggota keluarganya
c) Klien menyetujui
penyelesaian masalahnya melibatkan anggota keluarganya.
Melalui konseling keluarga
akan dapat membantu anggota keluarga memahami fungsi dan perannya sebagai
anggota keluarga.
Prinsip konseling keluarga
dapat ditinjau dari sasaran layanan, permasalahan individu, program layanan,
tujuan dann pelaksanaan layanan.
B.
Kenapa hidup berkeluarga
Keluarga adalah sebuah
institusi sosial yang terdapat dalam masyarakat, dimana bentuk dan fungsinya
berbeda dalam segi tertentu. Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang hal
ini:
1. Institusi ini pada
awalnya betujuan untuk memberikan perlindungan kepada kaum wanita yang sedang
hamil yang memerlukan oarang lain untuk melindunginya.
2. Fungsi keluarga
adalah untuk menumbuhkan tanggung jawab terhadap pemeliharaan anak-anak
3. Keluarga sebagai
suatu usaha untuk pembahagiaan tugas yang perlu dilakukan dalam hidup bersama.
4. Tidak seperti makhluk
lain manusia diciptakan Tuhan memerlukan hubungan yang berkelanjutan.oleh
karena itu hubungan antara laki-laki dan perempuan merupakan kelangsungan hidup
keluarga (hubungan seksual).
5. Manusia melahirkan
anak paling banyak kembar dua dan tiga, yang pengasuhannya memerlukan
masa/waktu.
6. Masa kehamilan dan
melahirkan merupakan proses panjang dan kompleks yang mempererat hubungan. Berbeda
dengan hewan yang yang dapat berkembang sendiri
7. Manusia adalah
makhluk sosial yang memerlukan orang lain untuk hidup bersama.
C.
Asas-asas dalam keluarga
1. Pengetahuan, setiap
anggota keluarga baik disadari atau tidak mempunyai pengetahuan, kepercayaan
tertentu dalam kesadaran dan ingatan masing-masing. Pengetahuan menjadi asas
kepada anggapan, ekspektasi dan penilaian yanng dibuat tentang hidup
berkeluarga. Ada pengetahuan yang dipelajari dari pada pengalaman sendiri
seperti kepercayaan bahwa hidup dalam keluarga yang besar lebih bahagia dari
pada hidup dalam keluarga yang kecil ataupun sebaiknya.
2. Nilai, ibu bapak
membawa masuk kedalam perkawinan sistem nilai yang mereka miliki masing-masing.
Oleh karena itu sistem nilai tidak sama, kedua pihak perlu membuat penyesuaian
tertentu, hasil daripada penyesuaian ini
timbul satu sistem yang digunakan sebagai dasar dan panduan bagi seluruh
keluar. Beberapa nilai dasar/dalam keluarga diantaranya nilai keimanan, akhlak,
nilai kemanusiaan, nilai ketekunan, nilai kemajuan, nilai kejujuran, nilai
kesetiaan, nilai penyesuaian dalam masyarakat.
3. Norma (peraturan),
norma merupakan peraturan dan tingkah laku yang dianggap benar atau baik
didalam suatu sistem sosial seperti yang terdapat di dalam keluarga. Norma yang
terdapat dalam keluarga biasanya ditentukan oleh ibu/bapak dan ibu/bapak pula
dipengaruhi oleh norma-norma yang terdapat dalam masyarakat.
4. Perasaan/emosi,
perasaan merupakan suatu fungsi jiwa untuk dapat mempertimbangkan dan mengukur
sesuatu menurut rasa senang dan tidak senang. Perasaan dapat menentukan
komunikasi bukan lisan seseorang terhadap sesuatu objek.
5. Tingkah laku,
perbedaan tingkah laku dapat menjadi sumbar komflik dalam keluarga baik yang
berbentuk lisan maupun bukan lisan.
6. Peranan, merupakan
suatu pola tingkah laku yang mengandung suatu rangkaian tugas yang berkaitan
diantara satu dengan lainnya, sebagia contoh menentukan masakan harian, membeli
bahan masakan, menyediakan bahan masakan, dan memandikan adik.
7. Konflik, setiap
individu dan keluarga akan mengalami konflik tertentu, hanya kadar dan cara
seseorang menghadapi konflik mungkin berbeda. Bagaimanapun konflik akan berlaku
dalam kehidupan keluarga.
D.
Komunikasi dalam keluarga
Peranan komunikasi dalam
keluarga merupakan hal yang sangat penting. Antara suami dan istri perlu saling
berkomunikasi dengan baiik untuk dapat mempertemukan satu dengan yang lain,
sehingga dengan demikian kesalahpahaman dapat dihindarkan.
Disini bahwa komunikasi
merupakan proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang yang mengandung
arti. Syarat utama agar komunikasi dapat dipahami yaitu lambang-lambang
tersebut mengandung arti yanga sama bagi penyampaian dan penerima komunikasi.
Komunikasi dapat berlangsung secara verbal ataupun secara nonverbal.
Komunikasi antara suami dan
istri pada dasarnya harus terbuka. Karena telah merupakan satu kesatuan.
Komunikasi yang terbuka diharapkan dapat menghindari kesalah pahaman. Dalam
batas-batas tertentu sifat keterbukaan dalam komunikasi juga dilaksanakan
dengan anak-anak, yaitu apabila anak telah dapat berfikir secara baik, anak
telah dapat mempertimbangkan secara baik mengenai hal-hal yang dihadapinya.
Dengan demikian diharapkan ada saling pengertian diantara seluruh anggota
keluargadan dengan demikian akan terbina dan tercipta tanggung jawab sebagai anggota
keluarga. Komunikasi keluarga sebaiknya dua arah, yaitu saling memberi dan
saling meneriama diantara anggota keluarga. Dengan komunikasi dua arah,
masing-masing pihak akan aktif dan masing-masing pihak akan memberikan pendapatnya
mengenai masalah yang dikomunikasikan.
Komunikasi dalam keluarga ini
dapat berfungsi untuk mengendalikan anggota keluarga, menegaskan kekuatan
hubungan dan perintah, serta memfungsikan anggota keluarga menjadi lebih baik.
Satir mengatakanbahwa masalah
yang terjadi dalam keluarga berhubungan dengan harga diri dan komunikasi.
Apabila harga diri yang dibentuk oleh keluarga sangat rendah dan terjadi
komunikasi yang tidak baik antar anggota keluarga maka akan terjadi
permasalahan.
E.
Sikap orang tua terhadap
anak
Telah kita lihat bagaimana
sangkut pautnya keadaan anak dengan lingkungan yang juga berubah dalam proses
perkembangan kepribadian anak. Dengan demikian dalam membantu anak yang menghadapi
masalah-masalah perlu kita teliti salah satu faktor yang penting dalam
lingkungan, yakni orang yang berada atau dekat dengan lingkungan hidup anak.
Maka tidak ada orang tua yang dengan sengaja mendidik anak supaya tidak
berhasil dalam hidup. Setiap oarang tua mengharapkan anaknya kelak menjadi
orang yang sukses. Tetapi dalam kenyataan tidak semua orang tua, pendidik
berhasil mencapai tujuan pendidikan.
Pernah orang tua dengan tidak
sengaja dan disadari mengambil suatu sikap tertentu. Anak melihat dan menerima
sikap orang tuanya dan memperlihatkan suatu reaksi dalam tingkah lakunya yang
dibiasakan, sehingga akhirnya menjadikan pola kepribadian anak.[5]
Dalam keluarga anak mulai
mengadakan interaksi dengan orang tuanya, yaitu ayah dan ibu. Dalam interaksi
masing-masing saling memberikan stimulus dan respon. Dengan interaksi anak dan
orang tua, maka akan terbentuklah gambaran-gambaran tertentu pada masing-masing
pihak sebagai hasil interaksinya. Anak akan mempunyai gambaran tertentu
mengenai orang tuanya, demikian pula sebaliknya
orang tua akan mempunyai gambaran tentang anaknya. Dengan adanya
gambaran-gambaran tertentu sebagai hasil persepsinya melalui komunikasi, maka
akan terbentukalah sikap-sikap tertentu pada masing-masing pihak. Bagi orang
tua anak sebagai objek sikap, sebaliknya bagi anak orang tua sebagai objek
sikap.
Terbentuknya sikap orang tua
terhadap anak dan sebaliknya terbentuknya sikap anak terhadap orang tua,
merupakan hasil interaksi yang terus-menerus antara anak dengan orang tua dan
iteraksi berlangsung melalui komunikasi. Dengan demikian akan jelas peran
komunikasi dalam keluarga dalam kaitannya dengan pembentukan sikap, karena itu
diperlukan sikap yang sebaik-baiknya dari orang tua terhadap anak.
F.
Hikakat diperlukannya
bimbingan konseling dalam keluarga
Keperluan akan bimbingan dan
konseling sangat dipengaruhi oleh faktor filosofis, psikologis, sosial budaya,
religius, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Latar belakang filosofis
berkaitan dengan pandangan tentang hakikat manusia. Salah satu aliran filsafat
yang berpengaruh besar terhadap timbulnya semangat memberikan bimbingan adalah
filsafat humanisme. Aliran ini berpandangan bahwa manusia memiliki potensi
untuk dapat dikembangkan seoptimal mungkin. Aliran ini berkeyakinan bahwa
keluarga dan masyarakat yang miskin dapat dikembangkan melalui bimbingan pekerjaan
sehingga pengangguran dapat dihapuskan.
Latar belakang psikologis
berkaitan erat dengan proses perkembangan manusia yang sifatnya unik, berbeda
dari individu lain dalam perkembangannya. Implikasi dari keragaman ialah bahwa
individu memilki kebebasan dan kemerdekaan untuk memilih dan mengembangkan diri
sesuai denagan keunikan atau tiap-tiap potensi tanpa menimbulkan konflik dengan
lingkungannya. Dari sisi keunikan dan keragaman individu, diperlukan bimbingan
untuk membantu setiap individu mencapai perkembangan yang sehat di dalam
lingkungannya.
Kehidupan sosial dan budaya
suatu masyarakat adalah sistem terbuka yang selalu berinteraksi dengan sistem
lain. Keterbukaan ini mendorongnya
pertumbuhan, pergeseran, dan perubahan nilai dalam masyarakat yang akan mewarnai
cara berfikir dan perilaku individu. Nilai menjadi hal penting dalam
perkembangan individu karena nilai menjadi dasar bagi individu dalam proses
memilih dan mengambil keputusan. Bimbingan dan konseling membantu individu
memelihara,memperluas, dan memaknai nilai sebagai landasan dan arah pengenbangan
diri.
Landasan religius ialah
unsur-unsur keagamaan yang terkait erat dalam hakikat, keberadaan dan
perikehidupan kemanusiaan. Dalam landasan religius dalam bimbingan dan
konseling perlu ditekankan tiga hal yang mendasat yaitu:
ü Keyakinan bahwa manusia
dan seluruh alam semesta adalah makhluk Tuhan.
ü Sikap yang mendorong
perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai dengan
kaidah agama.
ü Upaya yang
memungkinkan berkrmbang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan
perangkat budaya (termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi) serta kemasyarakatan
yang sesuai dan meneguhkan kehidupan beragama untuk membantu perkembangan dan
pemecahan masalah individu.
Kemajuan ilmu dan teknologi
yang Sangat pesat, kesempatan kerja berkembang dengan cepat pula sehingga
setiap individu memerlukan bantuan dari pembimbing untuk penyesuaian minat dan
kemampuan mereka terhadap kesempatan dunia kerja yang selalu merubah dan meluas.
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang bersumber pada kehidupan
manusia. Kenyataannya bahwa manusia di dalam kehidupannya menghadapi
persoalan-persoalan yang silih berganti. Persoalan yang satu dapt diatasi,
persoalan yang lain timbul. Demikian seterusnya, manusia tidak sama satu dengan
yang lain, baik dalam sifat maupun kemampuannya. Ada manusia yang sanggup
mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang
tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Oleh karena itu
bimbingan dan konseling sangat diperlukan.
KESIMPULAN
Keluarga merupakan satuan
persekutuan hidup yang paling mendasar dan merupakan pangkal kehidupan
bermasyarakat.didalam keluargalah setiap warga masyarakat memilai kehidupannya
dan dari keluargalah setiap individu dipersiapkan untuk menjadi masyarakat.
Konseling keluarga merupakan
proses bantuan kepada individu dengan melibatkan para anggota keluarga lainnya
dalam upaya memecahkan masalah yang dialami.
Semua manusia berhak
berkeluarga, karena manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan orang lain
untuk hidup bersama. Dan dalan berkeluarga memiliki asas-asas yaitu:
·
Pengetahuan
·
Nilai
·
Norma (perturan)
·
Persaan/emosi
·
Tingkah laku
·
Peranan
·
Konflik
Kenyataannya bahwa manusia di
dalam kehidupannya menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti.
Persoalan yang satu dapt diatasi, persoalan yang lain timbul. Demikian
seterusnya, manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik dalam sifat maupun
kemampuannya. Ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak
lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila
tidak dibantu orang lain. Oleh karena itu bimbingan dan konseling sangat
diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Lumongga
namora, memahami dasar-dasar konseling, Jakarta, Prenada Media Group, 2011
2. Hendri
novi, Psikologi dan konseling keluarga,Medan, Citapustaka media perintis,2012
3. M.luddin
abu bakar, dasar-dasar konseling, Bandung, Citapustaka media perintis, 2009
4. Mashudi
farid, psikologi konseling, IRCiSoD, 2011
5. D.gunarsa
Y.singgih, psikologi untuk membimbing, Jakarta, gunung mulia, 1995
[1] Namora lumongga lubis, memahami
dasar-dasar konseling, Jakarta, Prenada Media Group, 2011 hal 220
[2] Novi hendri, Psikologi dan konseling
keluarga,Medan, Citapustaka media perintis,2012 hal 11
[3] Abu bakar M.luddin, dasar-dasar konseling,
Bandung, Citapustaka media perintis, 2009, hal 149
[4] Farid mashudi, psikologi konseling,
IRCiSoD, 2011, hal 25
[5] Y.singgih D.gunarsa, psikologi untuk
membimbing, Jakarta, gunung mulia, 1995 hal 82-95
Lumayan juga Ibu.... Bisa menjadi referensi dalam belajar tentang Konseling Keluarga
BalasHapus